Sejarah Kota Jakarta (Bagian 2)

 3) Jakarta Tokubetsu Shi Fujinkai 


        Pada masa penjajahan Jepang, nama Batavia yang sudah digunakan selama 3 abad berubah nama menjadi ‘Djakarta’ sebagai akronim ‘Djajakarta’.  Namun, nama lengkap dari kota Jakarta ini adalah Jakarta Tokubetsu shi. Menurut Lasmijah Hardi dalam bukunya yang berjudul ‘Jakartaku, Jakartamu, Jakarta Kita (1987) pergantian nama tersebut bertepatan saat hari perayaan Perang Asia Timur Raya yang jatuh pada tanggal 8 Desember 1942.


4) Jakarta pada Masa Pemerintahan Ali Sadikin

Nama resmi "Jakarta" diberikan kepada kota tersebut pada tahun 1966. Jakarta menjadi semakin sebuah kota metropolitan sejak tahun itu di bawah kepemimpinan Gubernur Ali Sadikin. Namun, sekitar tahun 1970-an, sebagai kota besar dengan arus urbanisasi yang pesat, beberapa masalah muncul. Karena Gubernur Ali Sadikin mengubah Jakarta menjadi pusat perdagangan, pemerintahan, dan perekonomian dengan menerapkan konsep metropolitan modern, Jakarta disebut sebagai Metropolitan.


Di bawah pemerintahan Gubernur Ali Sadikin, populasi masyarakat Jakarta mulai meningkat pesat. Hal ini disebabkan oleh jumlah orang yang datang dari luar Jakarta. Sebagian besar dari mereka adalah anggota masyarakat berpenghasilan rendah yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan kota Jakarta. Akibatnya, mereka tidak dapat menyelesaikan masalah pemukimannya dengan baik.22 Mereka menempati ruang terbuka di sela-sela bagian kota yang terbangun secara bebas. Mereka menggunakan bahan sederhana, tidak teratur, dan dengan kepadatan tinggi untuk membangun bangunan perumahan. Pada saat itu, kurang lebih 60% orang yang tinggal di Jakarta tinggal di daerah perkampungan yang sangat padat. Namun, masalah bagi masyarakat Jakarta pada saat itu adalah keadaan ekonomi nasional yang umumnya tidak menentu. Pemerintah Orde Baru mengambil langkah-langkah untuk memahami ekonomi untuk memperbaiki keadaan. Setelah itu, serangkaian peristiwa biasa terjadi. Setelah itu, timbul agitasi masyarakat dan tuntutan mahasiswa untuk penurunan biaya kebutuhan pokok. 


5) Jakarta di Masa Sekarang 

   Saat ini Jakarta terus mengalami perkembangan di berbagai sektor. Salah satu aspek yang menjadi perhatian adalah pembangunan infrastruktur transportasi. Proyek seperti MRT, LRT dan perluasan jaringan jalan tol akan terus meningkatkan mobilitas warga dan mengurangi kemacetan. Selain itu,  pengembangan transportasi umum ini juga menerapkan sistem yang ramah lingkungan, dan pemerintah bertujuan untuk meningkatkan penggunaan transportasi umum untuk mengurangi polusi udara dan kemacetan.


Sumber : https://tse1.mm.bing.net/

 Selain infrastruktur transportasi, Jakarta juga mengalami perkembangan seperti perekonomian dan teknologi. Sebagai kota maju yang memiliki lebih banyak pusat lowongan pekerjaan di banding kota lain, Jakarta merupakan tempat berkembangnya banyak perusahaan nasional dan internasional. Pertumbuhan ekonomi yang kuat didukung oleh inovasi teknologi yang terus berkembang, dan banyak start-up serta perusahaan teknologi yang lahir di kota ini. Pusat komersial dan pusat bisnis modern memperkuat reputasi Jakarta sebagai pusat kegiatan ekonomi.

 Selain itu, perubahan tata ruang kota juga terjadi di Jakarta. Pembangunan gedung pencakar langit dan pusat perbelanjaan besar semakin mengubah wajah kota ini. Namun, tantangan kelestarian lingkungan semakin menjadi perhatian. Pemerintah daerah terus berupaya menjaga keseimbangan antara pembangunan perkotaan modern dan kelestarian lingkungan, dan Jakarta juga mengalami perkembangan di sektor sosial dan budaya. Keberagaman budaya dan aktivitas seni semakin terlihat di berbagai sudut kota, mencerminkan keberagaman masyarakat Jakarta. Organisasi negara dan non-pemerintah terus bekerja sama untuk mempromosikan budaya lokal dan mendukung kreativitas dan ekspresi seni. Perkembangan Jakarta tidak hanya dilihat dari aspek fisik dan ekonomi saja, namun juga dari dinamika sosial dan budaya yang terus berkembang.

6) Jakarta di Masa yang akan Mendatang 

Salah satu rencana untuk masa depan Jakarta adalah pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) dari Jakarta ke Kalimantan. Langkah ini diambil untuk mengurangi beban Jakarta yang sudah menghadapi masalah serius berupa kemacetan lalu lintas, banjir, dan polusi udara. Pemindahan ibu kota diharapkan dapat memperlancar pembangunan Indonesia dan mengurangi tekanan penduduk serta beban infrastruktur di Jakarta.

  Selain itu, pemindahan ibu kota diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan pembangunan di dalam dan sekitar wilayah Jakarta. kalimantan. Langkah ini dapat membuka peluang baru untuk investasi dan pembangunan infrastruktur di kawasan serta memperkuat hubungan antar pulau di Indonesia. Pemerintah juga berencana mengembangkan ibu kota baru menjadi pusat pemerintahan yang modern dan berkelanjutan, dengan memperhatikan prinsip kelestarian lingkungan dan keseimbangan ekosistem.

Pindah ke ibu kota juga memerlukan persiapan yang matang dan koordinasi yang baik antara pemerintah pusat, daerah. . pemerintah dan berbagai pemangku kepentingan. Investasi besar dalam infrastruktur, transportasi, perumahan dan layanan publik diperlukan untuk mendukung kelancaran transisi dan menjamin kesejahteraan penduduk yang terkena dampak. Selain itu, perpindahan wilayah ibu kota juga memerlukan pemikiran yang holistik, sehingga kelestarian lingkungan hidup di wilayah baru tetap terjaga dan terjaminnya integrasi yang baik antara pembangunan dan perlindungan alam.


Refrensi :

A, M. (2018). Hubungan perdagangan Cirebon dan Sunda Kalapa Abad XVI: suatu studi sejarah ekonomi. (Bachelor’s Thesis, Fakultas Adab & Humaniora).https://doi.org/http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/38091

Dwithama, K., & Sutrisno, T. T. (2022). Kajian Sejarah Perkembangan Kota Jakarta. IONIC Journal Arssitektur Instititut Teknologi Budi Utomo, 1(1).

I, R., & Muhammad Ihsan. (2019). Perkembangan pembangunan kota jakarta sebagai kota metropolitan masa gubernur ali sadikin 1966-1977 (Vol. 4). Journal Student uny.

Lambang daerah. (n.d.). Retrieved March 23, 2024, from https://jakarta.go.id/lambang-daerah

Septiawan, F. D. (2022). Perkembangan sejarah kota jakarta pasca kemerdekaan indonesia. HEURISTIK: Jurnal Pendidikan Sejarah, 2(2), 104–109. https://doi.org/10.31258/hjps.2.2.104-109

Wahyuningtyas, B. P. (2012). Monas sebagai Wajah Dewasa Kota Jakarta:  Analisis Manajemen Reputasi  dalam Pengelolaan Monas sebagai Ikon Negara. Humaniora, 3(1), 123. https://doi.org/10.21512/humaniora.v3i1.3242



Komentar